Editorial (06/10/24).
Sutradara biasanya, bersandiwara dibalik kaca. Upaya segelintir orang diasumsikan pihak lainnya, ingin menggagalkan salah satu Kandidat Walikota Subulussalam. Adu argumen pun jadi tontonan semua pihak. Hingga menimbulkan prasangka yang berbeda dikalangan aktivis jelang Pilkada Kota Subulussalam, November 2024.
KIP Subulussalam tak mau disalahkan atas penetapan 4 Paslon Wali dan Wakil Walikota Subulussalam 2024.
Komisi Independen Pemilu Kota Subulussalam saat Deklarasi kampanye Damai menjelaskan cukup jelas dan mudah dicerna oleh semua pihak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Komisi Independen Pemilu Kota Subulussalam saat diadakannya deklarasi Kampanye damai, secara jelas dan terang, menyampaikan bahwa lembaga KIP Kota Subulussalam hanya taat dan patuh pada Panglima Tertinggi yaitu HUKUM. .
Asmiadi pun memastikan semua produk yang dikeluarkan Komisi Independen Pemilu Kota Subulussalam memiliki landasan hukum. Semua orang bebas mengujinya.
Disampaikannya, tanggung jawab pelaksanaan pilkada bukan saja, hanya KPU/KIP, karena tanpa ada sokongan atau dukungan, saran dan kritik dari pihak lain, Pilkada tidak akan sukses. Ujar Asmiadi ketua KIP itu.
Keraguan Kandidat lain terhadap lolosnya pasanggan Bintang-Faisal sebagai calon Walikota Subulussalam memperkuat asumsi berbagai pihak bahwa paslon “Bintang-Faisal” pasangan yang sulit menandinginya. Sejumlah Paslon mempersoalkan kenapa Paslon Nomor Urut 4 harus Lolos? Kami tidak memgakuinya, kami hanya berpedoman dengan keputusan KIP Subulussalam sebelumnya yang memenuhi persyaratan hanya tiga pasang? Demikian keluh kesah sejumlah pihak. Dan KIP Subulussalam bersikukuh perubahan keputusannya atas penetapan Empat Kandidat Wali dan Wakil Walikota Subulussalam “Sah dan menyakinkan”. Semua surat penetapannya berlandaskan hukum dan perundang undangan.
Apa sebenarnya yang ditakutkan tiga Paslon Wali dan Wakil Walikota Subulussalam itu?
Potret pemimpin masa depan Kota Subulussalam , tak perlu gelisah. Karena sebagai pemimpin masa depan kota Subulussalam telah memiliki takdirnya. Rezeki tak kan tertukar. Legowo dalam semua persolan, biarkan penyelenggara menyelesaikan tugasnya sebagai penyelenggara pilkada.
Mengeluh hanya akan membuat kita semakin tertekan sedangkan bersyukur akan senantiasa membawa kita pada jalan kemudahan.
Setiap orang punya rezeki yang berbeda-beda sebagaimana janji Allah “Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hambanya dan dia yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (Al Ankabut:62). //*editorial