LDELI SERDANG | KUPAS TUNTAS 86 – Bersih Desa atau Syuroan pada bulan Muharram 1446 Hijriah merupakan tradisi dan budaya leluhur masyarakat etnis Jawa. Tradisi dan budaya tersebut sampai saat ini masih dipegang teguh dan terus dilestarikan warga Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.
Suroan merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak kenikmatan dan keberkahan. Selain itu, Syuroan juga sebagai upaya untuk meningkatkan tali silaturahmi antarumat.
“Sudah sepantasnya, kita semua bersyukur dan menjadikan momentum peringatan 1 Muharram 1446 Hijriah tahun ini dimaknai dengan berintrospeksi diri, sejauh mana amalan pada tahun sebelumnya, lalu implementasinya terhadap kehidupan dan membulatkan tekad untuk memperbaiki diri pada momentum tahun baru Islam ini. Inilah makna dan pesan-pesan yang dapat diambil dari pelaksanaan kegiatan bersih desa (Syuroan) dalam peringatan tahun baru Islam,” kata Penjabat (Pj) Bupati Deli Serdang, Ir Wiriya Alrahman MM, pada Zikir Akbar dan Bersih Desa (Syuroan) Peringatan Tahun Baru Islam, bulan Muharram 1446 Hijriah di Dusun XI Bakung, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Minggu (21/7/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT

Pj Bupati berharap, bersih desa atau Syuroan tersebut bisa terus dipertahankan sebagai sarana mempertebal keimanan dan ketakwaan, serta ungkapan terimakasih kepada Allah SWT yang telah menganugerahkan berbagai nikmat, baik nikmat iman maupun Islam serta nikmat silaturahmi sebagai wujud ketaatan untuk lebih meningkatkan kualitas hubungan antarsesama.
“Adanya Syuroan ini, menandakan kerukunan sesama umat di Desa Sambirejo Timur sudah terjalin dengan baik,” ungkap Pj Bupati memberi apresiasi.
Pj Bupati turut berpesan, kerukunan yang telah terjalin bisa tetap dipertahankan, terutama saat menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak tahun ini.
“Itu lebih penting dari segalanya, tidak boleh perbedaan-perbedaan pilihan membuat kita menjadi berkelompok kelompok. Biarlah perbedaan-perbedaan tersebut menjadi keragaman kita untuk membangun desa ini ke arah lebih baik. Seperti negara kita yang beragam suku, agama dan budaya namun tetap satu,” terang Pj Bupati.
Sebelumnya, Kepala Desa (Kades) Sambirejo Timur, Muhammad Arifin menjelaskan Zikir Akbar dan Syuroan yang rutin diadakan setiap tahunnya merupakan hasil gotong royong masyarakat, tanpa menggunakan Dana Desa (DD).
Iuran masyarakat tidak ditentukan (dipatok), melainkan sesuai keikhlasan masing-masing warga.
“Acara ini sudah yang ke-45 kalinya, berarti sudah berlangsung selama 45 tahun. Sebenarnya, kegiatan ini sudah berlangsung selama 48 tahun, tapi karena pandemi Covid-19, maka selama tiga tahun kami adakan di kantor desa secara sederhana,” jelas Arifin di acara yang menghadirkan Dr H Sugeng Wanto SAg MA sebagai penceramah tersebut.
Turut hadir di acara itu, Staf Ahli bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, M Ari Mulyawan Simatupang SH MAP bersama pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, Camat Percut Sei Tuan, A Fitriyan Syukri SSTP MSi bersama para kepala desa dan lurah, tokoh masyarakat, tokoh agama dan lainnya. (JONI SH)