ACEH UTARA | Kepala Sekolah SMAN 1 Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara, Jalaluddin.S.Pd., M.Pd, Menjalakan Intruksi Pemerintah berupaya membebaskan anak-anak dari putus sekolah, untuk mewujudkan generasi yang berkualitas di daerah yang terkenal sebagai penghasil gas alam, Jum’at (16/6/2023)
Melalui Perhatian kusus Kepala sekolah SMA negeri 1 Syamtalira Bayu Jalaluddin.S.Pd, melakukan program strategi untuk mengatasi anak rentan putus sekolah, diawali dengan membentuk Tim Satgas Anak Rentan Putus Sekolah (ARPS) yang terdiri dari kepala sekolah sebagai penanggung jawab, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru BK, wali kelas, Komite sekolah dan unsur pengawas pembina sekolah juga ikut dalam penanganan anak rentan putus sekolah tersebut.
“Tujuan dari membentuk satgas ARPS adalah, untuk meminimalisir angka siswa putus sekolah pada satuan pendidikan jenjang SMA di Aceh Utara Kususnya, dengan melibatkan berbagai unsur, mulai dari sekolah maupun luar sekolah sehingga diharapkan partisipasi masyarakat maupun keluarga terhadap anak rentan putus sekolah agar lebih peduli.” harapnya
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Adapun langkah pertama dalam program pencegahan siswa rentan agar tidak putus sekolah, pihak SMAN 1 Syamtalira Bayu itu, melakukan identifikasi dini menganalisis penyebab utama siswa rentan putus sekolah secara intensif dan individual.
Kepala sekolah SMA itu, turun langsung kelokasi pada rumah-rumah warga atau siswa yang rentan putus sekolah, baik di seputaran sekolah SMAN 1 kecamatan Syamtalira Bayu, maupun pada kecamatan lain di sekelilingnya, seperti kecamatan samudra, meurah mulia dan Blang Mangat kota Lhokseumawe, yang melibatkan Tim Satgas sekolah ARPS.
Menurut hasil Pantauan Kepala sekolah Negeri 1 Syamtalira Bayu dilapangan, Faktor utama penyebab Anak Rentan Putus Sekolah (ARPS) adalah, rata-rata Motivasi belajar siswa yang rendah, Pernikahan dini, Siswa yatim piatu tinggal sendirian dan Orangtua bercera atau meninggal dunia diasuh oleh kakek atau neneknya, sehingga tidak ada pengontrolan yang mampan atas perilaku siswa itu sendiri.
Dan Faktor kenakalan siswa tindak kejahatan, di sebabkan lingkungan yang kurang kondusif, ada juga yang Faktor ekonomi rendah (siswa memilih untuk bekerja), karena faktor ekonomi orang tuanya yang kurang mapan dan berdasarkan pengakuan siswa di lapangan, jarang terdengar, para siswa merasa tidak perlu bersekolah itu jarang.” ungkap kepala sekolah itu.
“Ia menambahkan, Selama dirinya da Tim Satgas ARPS SMAN 1 Syamtalira Bayu turun lapangan, memang diakuinya banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh pihak Tim sekolah, salah satu nya adalah sangat sulit berkomunikasi dengan orangtua untuk melakukan Home visit, karena orang tua rata-rata sibuk bekerja, Lambatnya respon orang tua terhadap hal itu, Orangtua kurang kooperatif untuk mengsikapi permasalahan anaknya, di sebabkan faktor Anggaran kebutuhan pokok rumah tangga yang kurang mencukupi dalam mengakomodir gerakan pencegahan siswa rentan putus sekolah, dan Sulit mendeteksi siswa SRPS karena kurang pengawasan orang tuanya.
Namun, kata kepala sekolah itu, Atas permasalahan dan kendala yang di hadapi dan ditemukan oleh Tim Satgas ARPS di lapangan, Maka Kepala SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu, mengambil Langkah-langkah pemecahan dengan kerap melakukan Sosialisasi Gerakan Satgas ARPS yang melibatkan hampir seluruh warga sekolah, termasuk komite sebagai Pendampingan dan pendekatan secara personal dengan orangtua dan siswa, dan sangat di harapkan keterlibatan dari semua pihak untuk kesuksesan dalam hal ini.”Tutup nya
(Pewarta: T.Muhammad Raja)